Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat siang kawan-kawan semua.
Setelah cukup lama tidak aktif di Blog, hari ini adalah perdananya saya ngeblog lagi. Setelah sekian lama berguru di Gunung Amal untuk mencari wejangan dan akhirnya saya bisa membuat postingan kembali hari ini.
Karena begitu banyak hal yang saya alami, mulai dari krisis jati diri, hingga tugas kuliah yang sangat menumpuk mengakibatkan saya kurang bersosialisasi di dunia maya hehe.
Langsung saja selengkapnya postingan saya ini, sebelum saya semakin baper dan curhat dengan kalian semuanya. hehehe
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN ( RPL )
BIMBINGAN DAN KONSELING
1.
Materi /Topik Bahasan : Bimbingan Karier untuk
Dewasa Lansia
2.
Bidang
Bimbingan
: Pribadi dan
Karir
3.
Jenis
Layanan
:
Informasi
4. Tujuan
Layanan : Agar Dewasa Lansia
dapat mempersiapkan
Diri
dalam Menghadapi Kematian dan Mengisi
waktu Luang di Usia Senja
5.
Fungsi
Layanan
: Pemahaman
6.
Sasaran
Layanan :
Dewasa Lanjut Usia
7.
Tempat
Penyelenggaraan
: Ruang
Pertemuan Panti Jompo Tarakan
8.
Waktu
Penyelenggaraan
: 1 X 60 menit
9.
Penyelenggara
Layanan : Konselor
10.
Metode
: Ceramah,
diskusi dan
motivasi.
11.
Media dan Alat
: Power point, LCD, dan
Laptop
12.
Uraian
Kegiatan :
TAHAP
|
URAIAN KEGIATAN
|
WAKTU
|
Pembukaan
|
- Salam
- Menanyakan kabar
- Berinteraksi
dengan para Lansia
- Ice breaker ( berbagai macam variasi).
|
10’
|
Kegiatan
inti
|
- Konselor menjelaskan bagaimana karir untuk Dewasa
Lansia
- Konselor memberikan tips atau
bagaimana menghadapi masa senja, bagaimana menghadapi kematian, bagaimana
mengisi waktu luang agar keseharian dewasa lansia tidak merasa bosan atau
kesepian
- Konselor memberikan motivasi bagi Dewasa Lansia agar
mereka lebih menikmati hidup di masa senja dengan sebaik-baiknya
|
40’
|
Penutup
|
- Konselor menyampaikan kesimpulan dan kalimat penutup
yang bermakna.
|
10’
|
13.
Sumber
Materi : 1. Media
Bimbingan dan Konseling
2.
Internet
14.
Catatan Khusus :
…………………………………………………………
Tarakan, 9 Mei 2016
Konselor,
Angga Yuda, M.Pd., Kons
NIP.123456789031051995
Lampiran:
1.
Uraian
materi
Lampiran :
1. Uraian materi
Karir
Bagi Dewasa Lansia
A. Latar
Belakang
Manusia adalah makhluk sosial
yang eksploratif dan potensial. Manusia dikatakan makhluk yang eksploratif
karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik
maupun psikis. Manusia sebagai makhluk potensial karena pada diri manusia
tersimpan sejumlah kemempuan bawaan yang dapat diembangkan secara nyata.
Selanjutnya manusia disebut sebagai makhluk yang memiliki prinsip tanpa daya
karena untuk tumbuh dan berkembang secara normal memerlukan bantuan dari luar
dirinya. Bantuan yang dimaksud antara lain adalah dalam bentuk bimbingan serta
pengarahan. Binbingan dan pengarahan yang diberikan dalam membantu perkembangan
tersebut pada hakekeatnya diharapkan sejalan dengan kebutuhan manusia itu
sendiri, yang sudaah tersimpan sebagai potensi bawaannya. Karena itu bimbingan
tidak searah dengan potensi yang dimiki akan berdampak negative pada
perkembangan manusia secara umum.
Setiap manusia pasti
mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi sampai menjadi
tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini
seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit
sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu
penanganan segera dan terintegrasi.
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia
telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa
dimana seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa
pendapat mengenai usia seseorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang
menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65 tahun sebagai usia yang
menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang berlangsung secara
nyata dan seseorang itu telah disebut lansia.
Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan
dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran
yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi
hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima
realitas yang ada
B. Dewasa Lanjut Usia
Masa dewasa lanjut usia
merupakan masa lanjutan atau masa dewasa akhir (60 ke atas). Perlu
memperhatikan khusus bagi orangtuanya yang sudah menginjak lansia dan anaknya
yang butuh dukungan juga untuk menjadi seorang dewasa yang bertanggungjawab.
Saat individu memasuki dewasa akhir, mulai terlihat gejala penurunan fisik dan
psikologis, perkembangan intelektual dalam lambatnya gerak motorik, pencarian
makna hidup selanjutnya. Menurut erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap
integrity vs despair yaitu kemampuan perkembangan lansia mengatasi krisis
psikososialnya. Lawannya adalah despair yaitu rasa takut mati dan hidup terlalu
singkat, rasa kekecewaan. Beberapa cara hadapi krisis dimasa lansia adalah
tetap produktif dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik.
Akibat perubahan Fisik yang
semakin menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran dan
hubungan dirinya dengan lingkunganya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi
sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga
hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal
yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan
berkurangnya komitmen.
C.
Masalah yang Dihadapi Oleh Lansia
Lansia
mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga menimbulkan beberapa masalah
dalam kehidupannya. Permasalahan tersebut diantaranya yaitu:
1.
Masalah
fisik
Permasalahan yang hadapi oleh
lansia dengan masalah pekembangan fisik yang mulai melemah, diantaranya
seringnya terjadi radang persendian ketika melakukan aktivitas yang cukup
berat, indra pengelihatan yang mulai kabur, indra pendengaran yang mulai
berkurang berfungsu dengan baik serta daya tahan tubuh yang menurun, sehingga
sering mengalami sakit (masuk angin, flu).
2.
Masalah
kognitif ( Intelektual )
Permasalahan yang hadapi oleh
lansia yang terkait dengan masalah pekembangan kognitif, ini dapat disimpulkan
bahwa pada lansia mulai melemahnya daya ingat terhadap sesuatu hal(pikun) dan
sulit untuk bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar.
3.
Masalah
emosional
Permasalahan yang hadapi oleh
lansia yang terkait dengan masalah pekembangan emosional, adalah rasa ingin
berkumpul dengan keluarga sangat kuat, sehingga tingkat perhatian beliau
menjadi sangat besar. Apabila melihat rekan kerja kurang aktif dalam melakukan
pekerjaanya, maka tingkat emosi meningkat, terbukti bahwa beliau segera menegur
rekan kerjanya tersebut agar lebih cekatan. Sering marah apabila ada sesuatu
yang kurang sesuai dengan kehendak pribadi dan sering stress akibat masalah
ekonomi yang kurang terpenuhi.
4.
Perkembangan
Spiritual
Permasalahan yang dihadapi oleh
lansia yang terkait dengan masalah perkembangan spiritual, adalah
kesulitan untuk menghafal kitab suci karena daya ingat yang mulai menurun,
merasa kurang tenang ketika mengetahui anggota keluarganya belum mengerjakan
ibadah, dan merasa gelisah ketika menemui permasalahan yang cukup serius.
D. Solusi Permasalahan
Berkaitan
dengan masalah yang sering dialami oleh orang yang berusia lanjut dapat di
tempuh melalui hal-hal sebagai berikut:
1 Berhubungan dengan Kesehatan Lansia
( fisik)
-
Orang yang telah lanjut usia
identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami berbagai macam
penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah atau macamnya tergantung dari
penyakit yang diderita.
-
Pemberian nutrisi yang baik
dan cukup sangat diperlukan lansia, misalnya pemberian asupan gizi yang cukup
serta mengandung serat dalam jumlah yang besar yang bersumber pada buah, sayur
dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah bertahap.
-
Minum air putih 1.5 – 2 liter,
secara teratur.
-
Olah raga teratur dan sesuai
dengan kapasitas kemampuanya.
-
Istirahat, tidur yang cukup.
-
Minum suplemen gizi yang
diperlukan.
-
Memeriksa kesehatan secara
teratur
2 Berhubungan dengan Emosi
-
Lebih mendekatkan diri kepada
ALLAH dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan
jiwa dan pikiran menjadi tenang.
-
Hindari stres, hidup yang
penuh tekanan akan merusak kesehatan, merusak tubuh dan wajahpun menjadi nampak
semakin tua. Stress juga dapat
menyebabkan atau memicu berbagai penyakit seperti stroke, asma, darah tinggi,
penyakit jantung dan lain-lain.
-
Tersenyum dan tertawa sangat
baik, karena akan memperbaiki mental dan fisik secara alami. Penampilan kita
juga akan tampak lebih menarik dan lebih disukai orang lain. Tertawa membantu
memandang hidup dengan positif dan juga terbukti memiliki kemampuan untuk
menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi kita yang tinggi dan
juga untuk melemaskan otak kita dari kelelahan.
-
Rekreasi untuk menghilangkan
kelelahan setelah beraktivitas selama seminggu maka dilakukan rekreasi.
Rekreasi tidak harus mahal, dapat disesuaikan denga kondisi serta kemampuan.
-
Hubungan antar sesama yang
sehat, pertahankan hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman, karena
hidup sehat bukan hanya sehat jasmani dan rohani tetapi juga harus sehat
sosial. Dengan adanya hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman dapat
membuat hidup lebih berarti yang selanjutnya akan mendorong seseorang untuk
menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya karena ingin lebih lama
menikmati kebersamaan dengan orang-orang yang dicintai dan disayangi.
3 Berhubungan dengan Spiritual
-
Lebih mendekatkan diri kepada
Tuhan dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan
jiwa dan pikiran menjadi tenang.
-
Intropeksi terhadap hal-hal
yang telah kita lakukan, serta lebih banyak beribadah.
-
Belajar secara rutin dengan
cara membaca kitab suci secara teratur.
E. Post Power Sindrom
Sebelum
masuk ke gejala dan cara mengatasinya, perlu Anda ketahui arti dari penyakit ini.
Syndrome memiliki arti kumpulan dari gejala-gejala, sedangkan Power berarti
kekuasaan. Jadi arti dari Post Power Syndrome tersebut merupakan gejala
negative yang muncul dari diri seseorang yang tadinya memiliki kekuasaan atau
menjabat satu jabatan kemudian tidak menjabat lagi. Seketika itu juga muncul
gejala kejiwaan dan emosi yang tidak stabil.
Pada intinya
Post Power Syndrome merupakan gejala kejiwaan dimana penderita hidup dalam masa
kebesaran di saat memegang jabatan atau kekuasaan, bisa dikatakan tidak ingin
menghadapi dan menerima kenyataan yang ada dan berusaha untuk tetap memegang
kekuasaan meskipun sudah tidak lagi. Biasanya penyakit kejiwaan ini diderita
oleh kalangan pegawai negeri dan banyak diderita pada usia 60 tahun ke atas.
Lalu apa saja gejala yang muncul dari penyakit Post Power Syndrome ini?
F.
Gejala Post
Power Sindrom
Untuk gejala penyakit Post Power Syndrome ini dilihat dari tiga aspek yakni
gejala fisik, gejala emosi, dan gejala perilaku. Untuk lebih jelasnya berikut
ulasannya untuk setiap aspek.
1.
Gejala Fisik
Untuk orang yang mengalami Post Power Syndrome akan memunculkan gejala
fisik dimana kadangkala merasa atau lebih terlihat cepat tua dari pada saat
menjabat atau masih bekerja. Ciri yang paling mencolok adalah warna rambut yang
cepat berubah menjadi putih, kulit menjadi keriput, terlihat sering menyendiri
atau pemurung, sering sakit-sakitan, kondisi badan menjadi lebih lemah.
2.
Gejala Emosi
Dari segi emosi bisa di tandai dengan mudah marah atau cepat tersinggung,
merasa tidak berharga, tidak ingin bergaul atau bersosialisasi dengan
lingkungannya, dan yang paling parah adalah mencoba bunuh diri karena sudah
merasa tidak ada gunanya hidup didunia.
3.
Gejala Perilaku
Dari ciri perlaku, penderita sering merasa malu ketika bertemu dengan orang
lain, sering menunjukkan rasa kesal atau marah dalam ranah rumah tangga, dan
sering melakukan tindak kekerasan berupa pukulan atau dalam ucapan.
G. Solusi Bagi Penderita Post Power Syndrome
Bagi seseorang yang sudah menandakan adanya gejala
terkena Post Power Syndrome sebaiknya segera lakukan tindakan persuasif dengan
memberikan kegiatan atau berupa nasehat. Terlebih jika penderita memiliki
kegiatan aktualisasi diri yang baru akan sangat membantu dalam mengisi waktu.
Selain itu dorongan moril dari lingkungan terdekat seperti keluarga dan
kematangan emosi sangat berpengaruh spade terlewatinya fase Post Power Syndrome
ini. Jika seseorang memiliki tingkat emosi lebih matang dan baik maka Ia bisa
menerima kenyataan dan keberadaannya dengan baik.
Dorongan dan dukungan dari orang-orang tercinta
sangat membantu penderita dalam memahami dan mengerti tentang kondisi dirinya.
Biasanya penderita akan mengeluhkan ketidakmampuannya dalam mencari nafkah,
disinilah peran keluarga atau teman dam menyemangatinya. Usahakan dalam member
motivasi dilakukan dalam nada pelan jangan membentak karena biasanya emosi dari
penderita Post Power Syndrome tidak stabil dan bisa meledak kapan saja, itu
akan memperburuk keadaan.
0 komentar:
Posting Komentar